Nama saya Rizki Fauzan Pratama, saya
lahir di jakarta 06 Maret 1997, saya biasa dipanggil Rizki oleh teman-teman
saya atau iki dilingkungan keluarga saya. Saya anak pertama dari 2 bersaudara.
Saya dibesarkan oleh orang tua yang berketurunan padang Sumatra Barat. Ayah
saya berasal dari sungai limau padang pariaman sedangkan, ibu saya berasal dari
sungai garinggiang padang pariaman. Ayah saya bernama Syahrial Nazar yang saat
ini berumur 59 tahun beliau merupakan purnawirawan Tentara Nasional Indonesia
(TNI) yang saat ini bekerja sebagai wirasawata, ibu saya bernama Mulyati yang
saat ini berumur 53 tahun yang dulu pernah bekerja sebagai pegawai bank pacific
dan karna bank tersebut tutup maka ibu saya beralih profesi sebagai ibu rumah
tangga dan adik laki-laki saya sedang melanjut Sekolah Menengah Atas Negri
(SMAN) 06 limo depok yang saat ini duduk di tingkat 3. Ayah saya memiliki
pribadi yang tegas dengan anak-anaknya beliau selalu memberikan arahan-arahan
yang baik untuk anak-anaknya ayah juga sering mengajarkan apa itu arti disiplin
yang mana setiap waktu itu sangat berharga untuk dipergunakan, yang mana sifat
dan karakter ayah tersebut mungkin sangat berkaitan dengan ilmu dari pkerjaan
yang ayah emban saat ini, sedangkan ibu saya memiliki pribadi yang penyayang
ibu sosok pendengar yang baik dan menjadi penengah dalam persoalan-persoalan
yang ada. Kewajiban ibu saya hanya mengurus keluarga dan sikap adil beliau
dapat menjadi panutan bagi keluarga, dan adik saya memiliki sikap kepribadian
yang kalem, pendiam, dan pengertian terhadap saya maupun orang tua, yang dulu
pernah bersekolah di SMAN 05 padang karna ayah saya dipindah tugaskan kejakarta
pada tahun 2016 maka ibu dan adik sayapun ikut berdomisili kejakarta juga.
Saya
mengawali pendidikan di TK aisyiyah 06 Mampang Depok Jawa Barat 2002-2003, Pada
saat TK dari dulu saya paling suka dengan kegiatan bernyanyi yang biasa
dilakukan pada saat pelajaran baru masuk dan di akhir pelajaran, entah mengapa
saya paling senang dengan hal tersebut, saya waktu TK tergolong anak yang
pemalas saat belajar, tapi ketika guru mulai memberikan nyanyian-nyanyian saya
paling senang dan bersemangat dengan hal itu, ketika memasuki SD saya paling
senang kalau guru kesenian saya bilang akan mengambil nilai bernyanyi yang mana
disuruh menyanyikan lagu daerah dan lagu bebas, setelah guru saya berbicara
seperti itu saya langsung mempersiapkan lagunya dari jauh-jauh hari dan
bernyanyi-nyanyi gak jelas dan gak karuan dirumah sampai-sampai orang tua saya
menegur saya untuk diam, akan tetapi
saya tetap saja bernyanyi-nyanyi dengan nada yang tinggi , dan pada saat itu
saya menyanyikan lagu” kampuang nan jauah di mato” dan lagu bebasnya lagu
d’masiv “cinta ini membunuhku” yang mana pada saat itu saya menggemari band
tersebut, karna lagu nya yang selow dan menyentuh, dan Alhamdulillah sewaktu
itu saya pun mendapatkan nilai tertinggi dikelas walau bernyanyi dengan nada
yang sumbang, tapi saya mau belajar dengan hal itu kalo sudah urusan dalam
bernyanyi, tapi gak tau kenapa saya paling malu untuk bernyanyi di depan umum
atau acara-acara pentas seni, saya hanya berani bernyayi dirumah dan dikelas
saja, tetapi seiring berjalan waktu saya mulai berani untuk memberanikan diri
bernyanyi diacara-acara tertentu seperti mulai dari acara pernikahan, yang mana
pada saat itu saya hanya berani bernyanyi dipanggung saat di lihat oleh orang
tua saja, tapi dengan adanya komentar positive dan motivasi dari orang sekitar,
saya mencoba memberanikan diri untuk bernyanyi tanpa ada didampingi orang
tua,yaitu semenjak saya beranjak SMA saya mulai aktif dan berani dalam kegiatan
seni yang di adakan sekolah, ataupun antar sekolah, sewaktu SMA saya pernah
bergabung dengan grub vocal yang yang diutus dari SMA untuk pertandingan
bernyanyi vocal grub antar sekolah, sampai-sampai mengorbankan pelajaran karna
mengikuti kegiatan tersebut untuk mendapatkan hasil yang maksimal, walau tidak
pernah mendapatkan juara dalam kegiatan tersebut, setidaknya kami memiliki
motivasi yang tinggi dalam kegiatan tersebut untuk mengharumkan nama sekolah,
dan cukup senang saat saya dipilih salah satunya murid dari sekolah saya
tersebut. Selain itu pada saat SMA saya juga aktif mengisi kegiatan pentas seni
yang yang diadakan oleh Sekolah, saya selalu mewakili kelas dalam kegitan
tersbut, walaupun saya selalu gagal mendapatkan juara, karna juara juga bukan
patokan untuk saya, tapi yang menjadikan patokan utama saya adalah bagaimana
caranya untuk menghibur teman-teman dilingkungan sekolah saya, dan setidaknya
saya bisa dikenal di lingkungan sekolah, saya juga terkadang sering mendapatkan
kritikan-kitikan dari teman-teman sekolah dulu dalam bernyanyi, tapi itu bukan
sesuatu yang membuat saya semakin terpuruk tapi, saya menggap kritikan tersebut
sebgai acuan bagi saya untuk dapat berpenampilan dan bernyanyi lebih baik lagi.
Saya
dari dulu tidak pernah mengikuti latihan vocal, saya selalu bejar dengan alam
yang mana saya memperhatikan gimana cara orang-orang di sekitar, bernyanyi
dengan baikm baik dilingkungan didekat saya maupun diluar lingkungan saya, jaman juga
sudah semakin moderen banyak orang yang menyalurkan bakatnya melalui media
sosial, dari sanalah saya sering meperhatikan dan mempelejari hal tersebut
gimana cara orang tersebut bernyanyi, teknik bernyanyi yang benar,dan juga
bagaimana melatih kepercayaan diri saat bernyanyi dari sanalah saya belajar
sampai saat ini, karna saya ingin membuktikan bahwa seseorang dapat bernyanyi
bukan hanya ikut les vocal saja, tapi belajar secara otodidak orang tersebut
juga bisa kok walau tidak seluas atau secepat menguasai dari segi pemahaman
teknik bernyanyinya.