Senin, 04 Februari 2019

Depresi

DEPRESI

a.     Definisi
Depresi adalah kondisi yang digambarkan sebagai suatu kelainan mood yang menyebabkan perasaan sedih dan hilang minat yang menetap.
Depresi bisa memengaruhi perasaan Anda, cara berpikir dan berperilaku, serta dapat membuat Anda memiliki berbagai masalah emosi dan fisik. Jika rasa sedih berlangsung dalam beberapa hari atau minggu, mengganggu pekerjaan atau kegiatan lain dengan keluarga atau teman, atau berpikir untuk bunuh diri, kemungkinan ini adalah depresi. Diskusikan dengan dokter Anda jika Anda merasakan gejala depresi.

b.     Tanda-tanda dan gejala depresi
Depresi adalah kondisi yang dapat menimbulkan bermacam macam gejala pada setiap orang. Contohnya, saat menderita depresi beberapa orang akan tidur lebih banyak, sementara gejala lainnya bisa menimbulkan gejala sulit tidur dan tidak nafsu makan. Meski begitu, terdapat beberapa gejala yang umum terjadi, seperti:
·       Sulit konsentrasi
·       Merasa sedih dan merasa kosong
·       Kehilangan minat akan yang menggembirakan
·       Merasa masa depannya tidak akan baik dan putus asa
·       Merasa tidak bersinergi merasa gelisah dan sulit tidur
·       Hilang minat pada seks

c.     Penyebab
Depresi adalah kondisi yang bisa disebabkan karena beberapa faktor, antara lain:
·       Genetik
orang dengan riwayat keluarga depresi lebih cenderung depresi dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat keluarga depresi.
·       Kimia otak
orang dengan depresi memiliki kimia otak yang berbeda dari yang tidak depresi.

·       Stress
kehilangan orang yang dicintai, hubungan yang bermasalah, atau situasi yang dapat membuat stres, dapat memicu terjadinya depresi.

d.     Factor-faktor resiko
Faktor yang meningkatkan risiko menderita depresi atau memicu depresi yaitu:

·       Memiliki riwayat keluarga kelainan kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan, gangguan makan, atau gangguan stres pascatrauma (PTSD)
·       Penyalahgunaan alhohol atau obat terlarang
·       Beberapa ciri kepribadian, seperti rendah diri, ketergantungan, kritis dengan diri sendiri atau pesimistik
·       Penyakit kronis atau serius, seperti kanker, stroke, nyeri kronis, atau penyakit jantung
·       Mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti beberapa obat tekanan darah tinggi atau obat tidur (diskusikan dengan dokter Anda sebelum menghentikan obat)
·       Kejadian traumatik atau yang dapat membuat stress, seperti kekerasan seksual, kematian, atau kehilangan orang yang dicintai atau masalah keuangan
·       Memiliki hubungan darah dengan penderita depresi, gangguan bipolar, alkoholisme, atau percobaan bunuh diri
e.     Obat dan pengobatan
Terapi depresi biasanya menggunakan obat-obatan, psikoterapi, dan terapi elektrokonvulsif. Dokter akan meninjau kondisi Anda dan akan mempertimbangkan terapi apa yang cocok untuk Anda. Tidak perlu malu untuk mendiskusikan kekhawatiran Anda akan terapi yang dokter tawarkan.
Obat-obatan  yang digunakan yaitu antidepresan. Beberapa obat yang sering digunakan yaitu escitalopram, paroxetine, sertraline, fluoxetine, dan citalopram. Obat-obat tersebut termasuk obat golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs). Selain itu juga ada obat venlafaxine, duloxetine dan bupropion. Obat ini dapat menyebabkan beberapa efek samping, seperti:

·       Peningkatan berat badan
·       Masalah seksual
·       Mual
Antidepresan tidak menyebabkan kecanduan. Ketika Anda sudah tidak perlu antidepresan dan berhenti menggunakan antidepresan, tubuh Anda tidak akan mengalami ketergantungan. Namun demikian, penggunaan dan penghentian antidepresan harus dalam pengawasan dokter. Penghentian yang mendadak dapat menyebabkan perburukan gejala depresi. Selalu konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan antidepresan.
Psikoterapi juga dapat membantu mengobati depresi. Psikoterapi dilakukan dengan mengajari cara baru dalam berpikir dan berperilaku, dan mengubah kebiasaan yang berperan dalam depresi. Terapi ini dapat membantu Anda mengerti serta melewati hubungan yang penuh masalah atau situasi yang menyebabkan depresi atau bahkan memperburuknya.
Terapi elektrokonvulsif. Untuk depresi berat yang sulit diterapi atau tidak berespon pada obat-obatan atau psikoterapi, kadang-kadang dilakukan terapi elektrokonvulsif (ECT) yang dilakukan di bawah pengaruh obat bius. Walaupun dahulu ECT memiliki reputasi yang buruk, saat ini ECT sudah mengalami peningkatan dan dapat menyembuhkan orang saat terapi lain tidak bekerja. ECT dapat menyebabkan efek samping seperti bingung dan kehilangan memori. Walaupun efek samping ini hanya sementara, terkadang efek tersebut juga bisa menempel terus.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar