Somatofom
Disorder
a.
Definisi
Gangguan
somatoform merupakan kelainan psikologis yang ditandai dengan sekumpulan gejala
fisik yang tidak menentu dan tidak tampak pada pemeriksaan fisik. Stres bisa
menimbulkan sakit dada atau punggung, lelah, pusing, atau tidak enak badan yang
tidak diketahui penyebabnya. Hal ini kemungkinan merupakan tanda gangguan
somatoform.
Gangguan
somatoform adalah sekelompok gangguan kejiwaan di mana kita bisa merasakan
adanya gejala sakit fisik yang nyata di tubuh kita, namun setelah diperiksakan
ke dokter, ternyata tidak ditemukan kelainan secara fisik. Walau tidak ada
sumber penyakit yang bisa ditemukan, rasa sakit yang dirasa tersebut nyata dan
bukan imajinasi. Gangguan somatoform ini dapat terjadi saat kita sedang stres
atau banyak pikiran. Untuk mendiagnosis gangguan somatoform, dokter perlu
melakukan pemeriksaan medis yang lengkap dan teliti guna mencari penyebab yang
mendasari keluhan tersebut.
b.
Penyebab
Hubungan
antara tubuh dan pikiran sejauh ini belum sepenuhnya dipahami. Hingga saat ini,
tidak ada yang tahu secara pasti mengapa gangguan somatoform bisa terjadi. Ada
pendapat yang mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena ada masalah dengan
impuls saraf yang mengirim sinyal rasa sakit, stres, dan sensasi tidak
menyenangkan lainnya ke otak.
Gangguan
somatoform cenderung hilang timbul dari waktu ke waktu dan menurun dalam
keluarga. Gangguan ini lebih sering terjadi pada orang yang menyalahgunakan
alkohol dan narkoba, juga pada mereka yang memiliki kecenderungan berpikir
negatif, sensitif terhadap nyeri baik secara fisik maupun emosional, memiliki
riwayat pelecehan seksual atau pernah menjadi korban kekerasan fisik.
c.
Jenis- jenis
· Gangguan
somatisasi
Gangguan
ini umumnya terjadi pada usia 18-30 tahun dan berlangsung selama
bertahun-tahun. Penderitanya memiliki banyak gejala fisik di berbagai bagian
tubuh, seperti gangguan pencernaan, sakit perut, mual, sakit kepala, kelelahan,
masalah seksual, hingga masalah seputar menstruasi.Gangguan somatisasi tidak
diketahui apa penyebabnya. Yang pasti, kelainan ini bisa sangat berdampak atau
memengaruhi kehidupan sehari-hari dan lebih banyak terjadi pada wanita daripada
pria. Penderita gangguan ini pun sering mendapat rujukan ke berbagai spesialis
dan menjalani banyak tes, karena tidak ada kelainan fisik yang ditemukan untuk
menjelaskan gejalanya.
· Hipokondriasis
Penderita
hipokondriasis selalu khawatir jika mereka memiliki penyakit serius. Mereka
percaya jika gejala yang mereka derita merupakan tanda-tanda penyakit medis
yang sangat serius. Misalnya, percaya menderita tumor otak karena merasa sakit
kepala, atau curiga terkena kanker kulit ketika ada ruam kecil di kulitnya.
· Gangguan
konversi
Pada
gangguan konversi, penderitanya memiliki gejala yang menunjukkan adanya
penyakit serius pada otak atau saraf, namun tidak dapat ditelusuri penyebab
medisnya. Gangguan somatoform yang satu ini cenderung terjadi pada usia 18-30
tahun dan bisa berulang dari waktu ke waktu.Berbagai gejala gangguan konversi
antara lain mati rasa, pendengaran terganggu atau tidak dapat mendengar, buta,
gerak tubuh abnormal seperti tremor atau gontai ketika berjalan, atau bahkan
lumpuh. Tanda-tanda tersebut bisa bertambah parah jika sedang stres. Gejalanya
berlangsung selama beberapa minggu, tapi ada juga yang gejalanya menetap untuk
jangka waktu yang lebih lama.
· Gangguan
dismorfik tubuh
Apabila
kita menghabiskan banyak waktu mengkhawatirkan penampilan tubuh, mungkin kita
menderita gangguan dismorfik tubuh. Penderita gangguan somatoform ini merasa
memiliki cacat fisik, padahal sebenarnya tidak. Misalnya, penderita merasa
memiliki bentuk telinga yang aneh, padahal bentuk telinganya normal. Atau
memang memiliki kecacatan kecil, tapi cenderung terlalu membesar-besarkan
kekhawatiran akan cacat tersebut.
· Gangguan
rasa sakit
Gangguan
rasa sakit merupakan suatu kondisi di mana kita merasakan rasa sakit
terus-menerus yang tidak ada hubungannya dengan penyakit fisik. Gejala utama
gangguan somatoform yang satu ini adalah nyeri. Faktor psikologis berkontribusi
terhadap serangan, tingkat keparahan, dan lama penyakit berlangsung.
d.
Pengobatan
Menjalin
hubungan baik antara dokter dan pasien merupakan salah satu kunci utama dalam
penanganan gangguan somatoform. Tujuan pengobatan pada gangguan somatoform
adalah untuk membantu penderita agar mereka dapat menjalani hidup dengan normal
dan membantu mengurangi gejala. Untuk menangani gejala akibat gangguan
somatoform, dianjurkan untuk mengatasi terlebih dahulu masalah kesehatan mental
yang mendasarinya. Jika masalah dasar tersebut sudah teratasi, maka gejala
penyakit yang dirasakan akan berkurang dan membaik.
Dokter
bisa menganjurkan psikoterapi seperti terapi perilaku kognitif guna membuat
pasien mengerti alasan utama timbulnya gejala penyakit yang dia rasakan, dan
memberikan obat-obatan antidepresan. Pemberian obat-obatan pada gangguan
somatoform umumnya jika penderitanya mengalami kondisi psikologis tertentu
seperti depresi atau gangguan kecemasan. Selain itu, dianjurkan agar pasien
hanya berkonsultasi dengan satu dokter agar membantu mengurangi tes dan
perawatan serta biaya pengobatan.
Jika
Anda sedang stres atau banyak pikiran, disarankan untuk mengalihkannya dengan
melakukan hal-hal yang Anda sukai, bermeditasi, olahraga, atau curhat pada
teman atau keluarga. Pada saat beban pikiran dan stres hilang, gangguan
somatoform pun akan lenyap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar